Purwokerto (16/10/2020) – Dalam beberapa minggu ini, Indonesia sedang terguncang dengan gejolak aksi yang dilaksanakan di seluruh penjuru negeri. Aksi penolakan terhadap RUU Cipta Kerja yang disahkan oleh DPR RI pada hari Senin, 05 Oktober 2020 menyulut reaksi dari berbagai unsur masyarakat di Indonesia. Mulai dari mahasiswa hingga buruh dan pelajar mengikuti berbagai aksi penolakan di berbagai kota di Indonesia.
Pada hari kamis, 15 Oktober 2020, berbagai unsur masyarakat banyumas bersatu melaksanakan aksi penolakan RUU Cipta Kerja yang bertempat di alun-alun Purwokerto. Mahasiswa dari berbagai organisasi yang terdiri dari BEM, IMM, HMI, GMNI, FMN, dll. Serta unsur organisasi masyarakat yaitu FPI, Cakar Sakti, FUI Banyumas Raya dan yang lainnya melakukan aksi yang dimulai pada pukul 13.00 WIB di depan gedung DPRD Kabupaten Banyumas.
Menanggapi hal tersebut, relawan Muhammadiyah yang terdiri dari LPB-MDMC, KOKAM, dan tim Medis Universitas Muhammadiyah Purwokerto melaksanakan respon pelayanan kesehatan untuk para peserta aksi. Dalam kegiatan tersebut, Relawan Muhammadiyah Banyumas menerjunkan 3 armada ambulan yang selalu standby di dekat lokasi aksi. “Kami disini menyiapkan 3 unit ambulan sudah lengkap dengan tim medis dan peralatan medisnya, jadi kita siap untuk melayani fasilitas kesehatan bagi peserta aksi yang membutuhkan. Dan kita juga bisa mengantarkan ke Rumah Sakit jika diperlukan” ujar Irfan Awaludin, Driver Ambulan Lazismu Banyumas.
Kondisi aksi pada siang sampai sore hari relatif aman. Massa yang menuntut untuk meminta pernyataan sikap DPRD Kabupaten Banyumas untuk menolak Omnibus Law ternyata ditolak sehingga mereka terus menuntut dan terus berada di lokasi aksi. Namun pada pukul 19.30 polisi membubarkan massa aksi secara paksa dengan menggunakan water canon. Massa yang masih berada di depan kantor DPRD Banyumas langsung menarik diri untuk mundur, tak hanya itu saja, polisi kemudian menembakan gas air mata kepada massa aksi yang sedang berlarian dan berhamburan menyelamatkan diri.
Hal tersebut langsung direspon secara cepat dan segera oleh tim Relawan Muhammadiyah yang terdiri dari KOKAM dan MDMC yang berjumlah kurang lebih 50 orang yang sudah sejak awal berdiri di barisan luar massa aksi. Personil KOKAM dan MDMC segera mengevakuasi massa aksi yang terjatuh dan pingsan akibat terkena gas air mata dan diarahkan ke tempat yang aman. Setelah kondisi mereda, tim KOKAM dan MDMC mengevakuasi massa aksi menuju ke kantor PDM Banyumas yang terletak di Jl. dr angka 01 yang sudah disiapkan sebagai tempat evakuasi. Tak hanya kader IMM saja yang dijaga dan dikawal, namun seluruh peserta aksi di amankan oleh tim Relawan Muhammadiyah.
Setelah berhasil di evakuasi, armada ambulan Lazismu Banyumas dan MDMC Jawa Tengah yang berjumlah 2 unit diturunkan untuk mengevakuasi seluruh peserta aksi yang masih terjebak dan merasa belum aman dengan kondisi yang baru saja terjadi. Proses evakuasi dilakukan dengan cepat dan sigap mengingat kondisi yang belum sepenuhnya kondusif. Dengan kesigapan tim Relawan Muhammadiyah, seluruh peserta massa aksi yang berasal dari berbagai unsur mahasiswa dan masyarakat lainnya berhasil di evakuasi yang bertempat di Komplek perkantoran PDM Banyumas.
Komandan KOKAM Banyumas,Tungguh Kasiyanto mengungkapkan “Tugas KOKAM pada kegiatan ini adalah sebagai pengamanan dan kemanusiaan. Utamanya adalah menjaga aset-aset Muhammadiyah, termasuk kader-kader IMM yang pada hari ini mengikuti aksi. Namun, ketika tadi terjadi pembubaran massa secara paksa oleh kepolisian, KOKAM langsung secara sigap mengamankan seluruh peserta aksi. Selain itu, peserta yang sakit, terjatuh dan terluka langsung kami lakukan pertolongan lanjutan”. Pada aksi tersebut, personil KOKAM terus berusaha untuk mengawasi dan menjaga massa aksi untuk tidak terprovokasi. Pada sat pembubaran secara paksa oleh pihak kepolisian, personil KOKAM dan MDMC dengan sigap mengamankan seluruh peserta aksi baik yang sehat maupun sakit atau terluka.
“kalo ngga ada ormas tadi (red:kokam) ngga tau deh kita gimana. Untung ada KOKAM yang pada saat itu mengamankan Mahasiswa pas tadi mulai kisruh. Terimakasih untuk KOKAM yang sudah menyelamatkan dan mengawal kami”, ujar salah satu Mahasiswa yang tak mau disebutkan namanya pada saat proses evakuasi selesai dan semua mahasiswa dalam keadaan aman. (jnd)